PENYEJUK HATI

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Sunday, 05 December 2010
Kunci Kesuksesan Dakwah di Muka Bumi
Senin, 29 November 2010


قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ اْلكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَبْيَنمَا أَناَ نَائِمٌ اَلْباَرِحَةَ إِذْ أُتِيْتُ بِمَفَاتِيْحِ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ، قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ فَذَهَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَأَنْتُمْ تَنْتَثِلُوْنَهَا
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw : "Aku telah diberi kunci-kunci pembuka semua kalimat (Al Qur'an) dan aku diberi pertolongan dengan gentarnya musuh, dan antara aku tidur semalam, maka kulihat seluruh kunci kesuksesan dakwah di bumim hingga ditaruhkan ditanganku". Berkata Abu Hurairah ra: "Serelah Rasulullah saw wafat maka kalian yang mendapatkannya dan memunculkannya". (Shahih Bukhari)
ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ .
Limpahan puji kehadirat Allah Yang berhak dipuji, yang dengan memuji-Nya terangkatlah hamba-Nya kepada cahaya keterpujian di dunia dan akhirah. Allah subhanahu wata’ala tidak membutuhkan pujian namun Allah mencintai hamba yang memuji-Nya, karena pujian muncul dari cinta, semakin banyak seseorang memuji Allah maka itu merupakan bukti bahwa ia semakin banyak mencintai Allah, dan jika ia mencintai Allah maka itu adalah bukti bahwa Allah mencintai-Nya, jika ia rindu kepada Allah maka itu adalah bukti bahwa Allah juga rindu kepadanya, sebagaimana sabda pemimpin dan idola kita sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia yang paling sopan dan ramah, makhluk yang paling indah, manusia yang paling banyak tersenyum, yang selalu menghibur tamu-tamu dan semua orang dengan senyumannya, dan senyumnya meruntuhkan kesedihan orang yang melihatnya, sehingga dikatakan oleh sayyidina Anas bin Malik RA di dalam Shahih Al Bukhari :
مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبَ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Tidak pernah kami melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang nabi (Muhammad Saw)”
Semoga Allah memuliakan penglihatan kita dengan memandang indahnya wajah sang nabi di dunia, di barzakh dan di akhirah, wahai Yang Maha Mendengar dan Yang selalu bersama kami di dunia, di barzakh, dan di akhirah, Yang Maha dekat kepada setiap hamba-Nya, dan telah mengirimkan kabar kepada sang nabi bahwa Dialah Yang Maha Dekat kepada setiap hamba-Nya, dengan firman-Nya:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
(البقرة: 186 )
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran ” ( QS. Al Baqarah: 186 )
Jika hamba-hamba Allah menyeru-Nya maka dijawab oleh Allah, namun jawabannya bukan dengan suara tetapi dengan pahala. Kita hanya bisa mengeluarkan suara, keinginan, harapan dan cita-cita, dan Allah membalasnya paling sedikit dengan pahala, namun bisa ditambah pula dengan pengabulan doa bahkan bisa ditambah lebih dari yang kita minta, karena Allah telah memberi sebelum kita meminta. Berjuta-juta hajat yang tidak kita ketahui telah Allah berikan sebelum kita memintanya. Bukankah bergerak adalah hajatmu?, bukankah melirik ke kanan atau ke kiri itu juga hajatmu? kesemua itu adalah hajat kita namun kita tidak perlu meminta izin kepada Allah untuk melakukannya dan kita tidak menciptanya sendiri, Allah Yang telah menciptakan kita dari seekor sel menjadi tubuh ini bisa melihat dan bisa mendengar, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala berfirman :
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
(الملك: 23 )
“ Katakanlah, “Dialah yang menciptakanmu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani untukmu, (tetapi) sedikit sekali yang bersyukur ” (QS. Al Mulk: 23)
Namun ada juga manusia yang terlahir tidak bisa melihat, akan tetapi hatinya tetap diberi penglihatan oleh Allah subhanahu wata’la. Bahkan ada orang yang matanya bisa melihat namun hatinya tertutup, atau ia menutup dirinya dari melihat keluhuran Allah, padahal Allah Maha Dekat kepada yang buta hatinya atau yang buta matanya, Allah Maha Dekat kepada semua hamba-hambaNya. Tidak ada yang lebih dekat denganmu selain tuhanmu, namun kedekatan-Nya tanpa jarak, Allah subhanahu wata’ala jauh tanpa jarak dan dekat tanpa sentuhan bahkan lebih dekat daripada sentuhan. Allah “dekat” berarti Allah menawarkan kelembutan dan kedekatan-Nya, dan bukan lagi ditawarkan bahkan dikenalkan bagi siapa yang menginginkan dekat dengan Allah, maka Allah telah mengatakan “Aku Dekat” , siapa yang ingin mengatakan kepada Allah : “wahai Allah, aku dekat kepada-Mu dengan doa, amal dan istighfar namun kesemua itu mustahil bisa membuatku dekat kepada-Mu kecuali dengan kehendak-Mu, namun ketika aku telah mendengar firman-Mu bahwa Engkau Maha Dekat, maka karena itulah aku berani memohon kepada-Mu kedekatan”, karena Engkau telah berfirman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
( البقرة: 186 )
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran ” ( QS. Al Baqarah: 186 )
Maka dengan firman-Mu itulah kami memohon kedekatan kepada-Mu, yang telah Engkau janjikan kepada kami kedekatan berupa pengampunan-Mu, kasih sayang-Mu, dan kelembutan-Mu. Wahai Allah berikan kepada kami kedekatan yang hakiki kepada-Mu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika seseorang mendekat dengan Allah maka ia akan semakin asyik dengan Allah, ia semakin tidak terganggu dan risau dengan musibah, tidak pula terganggu dengan kenikmatan karena telah merasakan hakikat kenikmatan yang lebih dari kenikmatan surga, hal itu ia rasakan di dunia sebelum di surga. Ia akan merasakan kelezatan dzikir jauh lebih nikmat daripada surga beserta isinya. Getaran jiwa yang rindu kepada Allah sungguh sangat indah bahkan lebih indah dari surga, karena rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ
“ Barangsiapa yang rindu bertemu dengan Allah maka Allah juga rindu bertemu dengannya ”
Jika seseorang telah dirindukan perjumpaannya oleh Allah subhanahu wata’ala maka surga dan segala isinya sangatlah pasti ia dapatkan. Seseorang yang telah dirindukan oleh Allah maka siang dan malamnya penuh dengan keindahan bahkan selalu diperindah oleh Allah subhanahu wata’ala. Sangat berbeda antara orang yang melewati hari-harinya dengan kerinduan kepada Allah dan orang yang melewati hari-harinya dengan pemikiran yang kosong, Allah Maha Melihat pada sanubari kita yang terdalam, maka hari-hari dan malam-malamnya berbeda, detak nafasnya berbeda, karena orang-orang yang merindukan Allah subhanahu wata’ala itu nafasnya jauh lebih luhur daripada ibadah orang lain. Dalam riwayat yang tsiqah dijelaskan bahwa ketika seseorang sedang melakukan shalat maka syaitan mendekat kepadanya, dan disebelah orang yang shalat ada orang yang sedang tidur, dan syaitan tidak bisa mendekat kepada orang yang shalat tadi, ketika ditanya mengapa engkau (syaitan) tidak bisa dekat kepada orang yang sedang shalat itu, maka syaitan itu menjawab: “aku tidak bisa mendekat kepada orang yang shalat untuk mengganggunya karena nafas orang yang tidur itu membakarku”, karena orang yang tidur itu adalah orang yang rindu kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga cahaya rabbul ‘alamin berpijar di dalam jiwanya. Hadirin hadirat, sebelum kita masuk ke alam sanubari yang rindu kepada Allah, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ اغْبرَّتْ قَدمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
“ Barangsiapa yang kakinya berdebu (karena berjalan) di jalan Allah maka Allah haramkan darinya api neraka ”
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa hal itu bukan hanya untuk orang yang berjihad saja, tetapi untuk semua orang yang melangkah menuju jalan yang diridhai Allah, termasuk berjalan ke majelis dzikir, ke majelis ta’lim, ke majelis shalawat atau ke masjid, karena hadits ini diriwayatkan ketika nabi Muhammad pergi untuk shalat Jum’at, maka hal ini menunjukkan bahwa hadits ini bukan dikhususkan untuk yang berjihad saja tetapi untuk semua orang yang melangkah menuju jalan yang diridhai Allah, jika hanya kaki yang melangkah ke jalan yang diridhai Allah terkena debu maka Allah haramkan dia dari api neraka, maka bagaimana dengan jiwa yang rindu kepada Allah subhanahu wata’ala. Oleh sebab itu dijelaskan di dalam kitab Qabas An Nuur Al Mubin ringkasan dari kitab Ihya’ Ulumuddin oleh Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafizh, bahwa ketika seseorang mengucapkan kalimat :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
(الفاتحة:
(6 “ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus ” ( QS. Al Fatihah: 6 )
Dan ia memahami serta mendalami maknanya, sungguh rahasia kemuliaan ; derajat, anugerah, pahala dan lainnya tersimpan dalam kalimat itu. Kalimat “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus”, maka ia telah mendoakan dan meminta petunjuk kepada Allah untuk semua kaum muslimin. Disebutkan pula dalam riwayat Shahih Muslim ketika seseorang membaca kalimat:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(الفاتحة: 6-7 )
“ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat ” (QS. Al Fatihah: 6-7)
Allah menjawab:
هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“ Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta ”
Maka hadirkan hati kita saat mengucapkan kalimat itu, oleh karena itu diperintahkan kepada kita untuk diucapkan minimal 17 kali sehari, untuk apa? untuk memperbaiki derajat kita agar semakin tinggi menuju keluhuran, karena ketika kita sendiri yang berjuang menuju keluhuran maka akan kita temui banyak hambatan, namun jika Allah yang menuntun kita, meskipun kita tidak mau maka kita akan tertuntun menuju keluhuran, misalnya seseorang tidak berniat untuk berbuat baik namun Allah anugerahi kepada kebaikan, ia tidak berniat untuk berbuat yang luhur namun Allah memberinya keluhuran karena Allah menghendakinya. Sebagaimana yang hadir di mejelis dzikir ketika Allah berkata kepada malaikat: “wahai malaikat-Ku, saksikanlah Aku telah mengampuni semua mereka yang hadir di majelis dzikir itu”, maka malaikat berkata: “wahai Allah, diantara mereka ada yang hadir bukan dengan niat ikhlas ibadah namun hanya ingin mendengarkan saja dan sekedar ingin duduk bersama”, maka Allah menjawab:
هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ
“ Orang yang duduk bersama mereka (yang berdzikir) tidak akan dihinakan ”
Hal ini menunjukkan bahwa niat berbuat baik tidak ada namun Allah muliakan dia karena Allah telah memberikan kepadanya keinginan untuk duduk bersama orang yang berdzikir padahal hatinya tidak ikut berdzikir, apalagi yang datang dengan niat berdzikir dan hatinya ikut berdzikir . Maka renungkanlah makna kesucian kalimat ini:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(الفاتحة: 6-7 )
“ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat ” (QS. Al Fatihah: 6-7)
Kenikmatan dunia dan akhirah yang diridhai Allah subhanahu wata’ala sungguh sangat banyak, yang semua itu kita minta dalam doa kita, kita telah meminta kepada Allah agar kita selalu dibimbing Allah untuk selalu berbuat baik, selalu enggan untuk berbuat dosa, jika terjebak dalam dosa ingin segera bertaubat , jika berbuat ibadah ingin selalu lebih baik lagi dari yang telah diperbuat, serta memohon agar selalu dilimpahi kenikmatan, maka cita-cita apalagi dalam kehidupan kita selain hal-hal itu?!, karena itu adalah kehidupan yang terluhur dan tersimpan dalam makna surat Al Fatihah, yang telah Allah firmankan:
هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“ Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta ”
Hanya bagi yang memintanya, maka hadirkan hati kita ketika membaca surah Al Fatihah dalam shalat. Insyaallah yang hadir disini semuanya mengerjakan shalat, jika masih ada yang belum mengerjakannya semoga esok Subuh sudah mulai mengerjakannya, amin allahumma amin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kehidupan luhur itu milik Allah, kenikmatan milik Allah dan petunjuk ke jalan kemuliaan juga milik Allah, maka mintalah kepada-Nya. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan kita semata tanpa berdoa kepada Allah, karena manusia diciptakan dalam keadaan lemah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَعْجَزُ النَّاسِ أَعْجَزُهُمْ عَنِ الدُّعَاءِ
“Orang yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dari berdoa”
Semakin seseorang enggan berdoa maka dia semakin lemah dalam kehidupan, cepat terkena musibah, cepat terkena masalah, cepat terkena kesedihan, cepat terjebak dalam kekufuran, dan lainnya karena sedikit sekali berdoa. Sebaliknya semakin banyak seseorang berdoa maka hatinya akan semakin erat hubungannya dengan Allah subhanahu wata’ala dan akan semakin dijaga oleh Allah, dan juga tidak yang bisa menghalangi ketentuan Allah kecuali doa.
Sampailah kita kepada hadits luhur yang diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu melakukan shalat untuk para syuhada’ Uhud, para syuhada’ tidak dishalatkan namun rasulullah memberikan kekhususan kepada syuhada’ Uhud yang wafat untuk dishalati, terdapat dalam salah satu riwayat bahwa shalat yang dikhususkan untuk syuhada’ Uhud itu dilakukan dengan 40 kali takbir dan ada yang mengatakan dengan 70 kali takbir, jika kita hanya dengan 4 kali takbir. Dan dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari bahwa takbir itu merupakan doa untuk para syuhada’ Uhud atas kemuliaan wafat mereka dalam perang Uhud, dan setelah melakukan shalat, rasulullah naik ke mimbar seraya bersabda:
أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ اْلكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَبْيَنمَا أَناَ نَائِمٌ اَلْباَرِحَةَ إِذْ أُتِيْتُ بِمَفَاتِيْحِ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ
“Aku diberi kunci-kunci al kalam, dan aku diberi pertolongan dengan ketakutan (yang ada dalam dada musuh-musuhku), ketika aku tadi malam tertidur tiba-tiba aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi hingga diletakkan di tanganku”
Al Imam Ibn Hajar menjelaskan di dalam Fathul Bari bahwa makna kunci yang paling kuat dari seluruh pendapat para ulama’ adalah Al Qur’an Al Karim, dan ada pendapat lain yang dikatakan oleh Al Imam Ibn Hajar bahwa kunci atau rahasia segala perkataan ada pada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan diwariskan kepada ummatnya. Misalkan, seseorang berkata “lukisan”, maka jika diberikan kunci rahasia maknanya maka kata itu akan membuka keluhuran yang sangat besar bagi orang-orang yang mendengarnya, jika seseorang berkata “lampu” maka ketika dibuka rahasia kemuliaannya maka orang-orang akan menjerit menangis karena mendengar rahasia keluhuran, inilah yang dimaksud dengan “mafatiih alkalim (kunci-kunci perkataan)” pendapat yang kedua, namun pendapat yang terkuat adalah Al Qur’an Al Karim. Dan juga rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditolong dengan ketakutan yang ada di hati para musuhnya, hal ini juga terwariskan untuk ummat beliau. Para musuh-musuh rasulullah takut kepada beliau, jadi sebelum mereka para musuh bertemu untuk berperang maka mereka merasa takut terlebih dahulu, dan hal itu telah Allah berikan kepada semua orang yang memusuhi nabi Muhammad dan dakwah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan orang-orang yang meneruskan dakwah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka orang yang memusuhinya pun akan ketakutan sebelum bertemu dengan mereka . Maka warisilah kemuliaan dakwah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan akan engkau lihat orang-orang yang memusuhimu akan gentar sebelum berhadapan denganmu, karena engkau membawa rantai warisan dari sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً
“ Sampaikankanlah dariku meskipun satu ayat ”
Tugas telah sampai kepadamu, engkau telah diangkat oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjadi pewaris beliau, untuk menjadi wakil beliau, menjadi utusan beliau agar kita menyampaikan apa yang datang darinya walaupun satu ayat. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa maknanya bukanlah satu ayat akan tetapi satu kalimat, demikian perkataan jumhur muhadditsin. Maka sampaikan walau satu kata pun dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, satu kata apapun dari kebaikan maka termasuk dalam hadits ini, itu adalah tugas untuk kita dari pimpinan terbesar di dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah berkata ketika beliau sedang tertidur, ingat bahwa rasulullah matanya tertidur namun hatinya tidak tidur, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنََّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
“Sesungguhnya kedua mataku memang tidur namun hatiku tidak tidur”
Ketika beliau tidur dan dibangunkan oleh sayyidah Aisyah sebelum waktu fajar maka beliau bangun dan langsung melakukan shalat witir, maka sayyidah Aisyah berkata: “ wahai rasulullah, apakah engkau shalat tanpa wudhu?” maka rasulullah berkata:
يَا عَائِشَةُ إِنََّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
“Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku memang tidur namun hatiku tidak tidur”
Kelanjutan hadits tadi, Rasulullah berkata: “Ketika tadi malam aku tertidur , aku dibawakan kunci perbendaharaan bumi sehingga diletakkan di tanganku”, kunci kesuksesan dan keberhasilan itu diberikan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berupa harta, kekuatan, kedamaian dan lainnya, itulah makna kalimat “Khazaain al ardh”. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar bahwa makna Khazaain al ardh (pendaman-pendaman bumi) bisa bermakna harta, kesuksesan, kemudahan, atau kemenangan dan yang pasti adalah berupa bantuan yang besar yang membuat kita sukses, yang telah diserahkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai kesemua itu diletakkan di telapak tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Semua kesuksesan telah diberikan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana cara mendapatkannya?. Maka Abu Hurairah berkata melanjutkan hadits ini bahwa Rasulullah telah wafat dan kalian (ummat rasulullah) yang akan mendapatkannya. Kesemuanya akan ditumpahruahkan bagi mereka yang mau berjuang untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mau membantu dakwah sayyidina Muhammad, maka Allah menyiapkan kemakmuran dan seluruh kemakmuran telah Allah letakkan di tangan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kesuksesan itu ada pada baktimu kepada nabimu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana pun engkau berada dan amal apapun yang engkau perbuat seperti belajar, mengajar, bekerja, berdagang, menjadi suami, menjadi istri, menjadi tetangga, menjadi rakyat atau pemimpin, maka kesuksesan siap menantimu selama niatmu dipadu dengan cinta dan bakti kepada nabi kita Muhamma rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena semua kesuksesan ada di tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rahasia keluhuran ini terwariskan dan sampai kepada kita hadits luhur ini di malam hari ini dengan izin Allah subhanahu wata’ala, yang berarti semoga kita semua telah disiapkan oleh Allah untuk mewarisi kemakmuran dan kesuksesan yang telah diberikan ke telapak tangan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak tersisa satupun dari kita yang hadir kecuali telah diberikan oleh Allah semua itu, allahumma amin. Tunggulah waktunya akan segera tiba, janji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan segera muncul dalam hari-harimu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia, yang paling menyayangi, yang paling berterima kasih dan membalas jasa lebih dari perbuatan baik kepada beliau, kita lihat para pewarisnya diantaranya Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakr bin Salim Ar , ketika datang kepada beliau seorang ibu yang telah lanjut usia membawakan semangkok bubur daging. Di rumah Al Imam Fakhrul wujud ini mungkin ratusan atau bahkan ribuan tamu yang datang, maka ibu itu datang ke rumah Al Imam kemudian ia bertemu dengan salah seorang murid yang menunggu tamu di pintu, maka ia bertanya : “wahai ibu, ada keperluan apa?” maka ibu itu menjawab: “tidak ada apa-apa hanya saya ingin memberikan semangkok bubur daging ini yang semalaman saya membuatnya khusus untuk Al Imam Abu Bakr bin Salim”, maka murid itu berkata: “wahai ibu kalau hanya bubur semangkok ini lebih baik ibu shadaqahkan ke fuqara’ karena di dapur banyak sekali makanan dan Al Imam setiap harinya menyembelih puluhan ekor kambing untuk menjamu para tamunya”. Maka si ibu itu merasa kecewa karena telah semalaman dia membuatnya untuk Syaikh Abu Bakr bin Salim, kemudian ia pulang dan berkata dalam hatinya bahwa memang betul semangkok bubur itu tidak ada artinya karena setiap harinya dapur Al Imam Abu Bakr bin Salim dipenuhi puluhan ekor kambing untuk para tamunya. Maka bergetar firasat Syaikh Abu Bakr bin Salim dengan kejadian itu, sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اتّقُوْا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ فَإنّهُ يَنْظُرُ بِنُوْرِ اللهِ
“ Takutilah firasat seorang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya dari Allah ”
Hati-hati dengan firasat orang mu’min dan orang-orang yang shalih karena dia memandang dengan cahaya Allah. Maka Al Imam Abu Bakr bin Salim yang saat itu sedang duduk dengan para tamunya tiba-tiba berdiri dan keluar dengan berlari, belum pernah orang-orang melihat beliau berlari, beliau keluar mengejar ibu itu dan berkata : “wahai ibu apa yang engkau bawa ?”, maka ibu itu berbalik dan berkata : “bukan apa-apa wahai imam, aku hanya membawa semangkok bubur yang kubuat semalaman untukmu, namun aku merasa malu ketika muridmu berkata bahwa di dapurmu setiap harinya dipenuhi dengan puluhan kilo beras dan puluhan ekor kambing, maka apalah artinya semangkok bubur ini yang seharusnya aku berikan kepada fuqara’ saja”, maka Al Imam Abu Bakr bin Salim berkata: “jazakillah khair, tidak ada hadiah yang lebih berharga dan lebih kusenangi dari ini”, maka bubur itu diterima oleh beliau kemudian beliau memberi ibu itu 1000 dinar . Dinar (kepingan emas) itu diberikan kepada ibu itu untuk membalas kebaikannya yang telah memberi beliau semangkok bubur daging. Maka Al Imam Fakhrul wujud berbalik kepada muridnya dan berkata: “wahai fulan, mengapa kalian ucapkan kata-kata itu?”, murid itu berkata: “wahai imam, para fuqara’ di luar banyak sedangkan di dapur makanan sangat banyak dan ibu itu hanya membawa semangkok bubur, dan bagaimana kita akan membawakannya kehadapanmu sedangkan engkau sedang mengajar di dalam”, maka Al Imam berkata: “Ibu itu membuatnya semalaman dengan ikhlas untuk memberikannya kepadaku, hal ini seperti keadaanku dihadapan Allah, yang beribadah siang dan malam namun tidak ada artinya dihadapan Allah , dan jika kalian menolak dia maka bisa jadi Allah akan menolak semua amal-amalku karena telah membuat kecewa ibu itu, oleh karena itu aku keluar untuk menyambutnya karena aku juga ungin disambut oleh Allah dengan amal-amalku yang tidak berarti”, seperti itulah balasan terima kasih dari Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakr bin Salim Ar, maka terlebih lagi datuk beliau sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan diantaranya hari Minggu yang akan datang kita mengadakan acara siaran langsung di TV One, dan kita gembira dengan hal ini karena dakwah di media itu sangat penting, sebagaimana yang telah saya sampaikan di waktu-waktu yang lalu bahwa kita sudah menegur media-media yang terus menampilkan sesuatu yang bersifat tidak mendidik, dan saya sampaikan bahwa mereka yang menampilkan hal-hal itu ikut terlibat dosa di dalamnya, dua stasiun televisi yang saya sampaikan seperti itu, namun jawaban mereka sama : “kami hanya mengikuti kemauan pemirsa bib, jika di bulan ramadhan pemirsa menghendaki tayangan-tayangan islami maka kami ikut menayangkannya, pemirsa menghendaki yang lain pun kami ikut menyangkan yang lain”. Nah, jadi hal itu tergantung kemauan pemirsa, jika sekarang Allah telah bukakan pintu hidayah kepada media untuk berdakwah maka berapa banyak yang akan hadir di majelis ta’lim dari 200 juta penduduk yang ada di Indonesia ini, karena hampir semua rumah ada televisi. Bukannya kita mau riya’ dengan tampilnya kita di televisi, tetapi dakwah kita di televisi itu bukan hanya di majelis ta’lim lagi, tetapi masuk ke semua rumah-rumah, dan juga dzikir jalalah “Ya Allah” justru itu yang membuat mereka tertarik yang belum pernah dikumandangkan dan jarang didengar di Indonesia ini, terlebih lagi di media belum pernah didengar, maka mereka tertarik. Maka hal itu membuat tersebarnya dzikir “Ya Allah” dan masuk hampir ke setiap rumah di Indonesia. Hal itu tampaknya kecil dan ramah namun hakikatnya hal itu sangat agung karena dakwah bisa masuk hampir ke setiap rumah, dan ajaran dzikir terluhur masuk ke hampir setiap rumah disebabkan media, maka kerusakan dan pendidikan luhur pun bisa disebabkan media. Kemudian hari Selasa 7 Desember bertepatan dengan 1 Muharram 1432 H, dzikir akbar bersama TV One dan KH. Zainuddin MZ yang bertempat di Masjid At Tin Insyaallah. Dan Alhamdulillah dengan izin Allah subhanahu wata’al pihak TV One telah menyetujui untuk menyiarkan langsung acara dzikir akbar di Monas bersama guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh pada 27 Desember 2010, dan malam tahun baru. Stasiun TV yang lain menyiarkan tayangan-tayangan yang lain, namun TV One siap menyiarkan acara kita di Monas bersama guru mulia tanggal 27 Desember 2010 dan malam 1 Januari, semoga dakwah ini semakin dibantu oleh Allah subhanahu wata’ala, amin. Kita tidak mampu untuk memasuki media namun Allah yang mengaturnya dan memberi mereka hidayah, ini adalah sebagai bukti bahwa kunci-kunci kesuksesan dunia dan akhirah telah Allah berikan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan insyaallah akan semakin dekat bangkitnya Jakarta menjadi kota Pengidola sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kota yang mempelopori tersohornya dan termuliakannya dzikir “Ya Allah”, kita hanya bisa melakukannya di majelis-majelis saja, namun ternyata Allah tidak puas dengan hal itu, Allah menginginkan dzikir memanggil nama-Nya sampai ke seluruh wilayah di Indonesia agar disaksikan oleh seluruh penduduk Indonesia, demikian rahasia keluhuran, kita ingin berbuat seperti itu namun tidak akan mampu jika kita masuk ke setiap rumah-rumah untuk mengajarkan dzikir “Ya Allah”, namun Allah yang sampaikan. Demikian agung dan luhurnya rahasia anugerah Ilahi, kita berharap yang hadir di tabligh akbar bisa mencapai 5 juta muslimin muslimat, amin. Dan yang lain bisa menonton di televisi memilih siaran dzikir akbar dan melihat wajah guru mulia yang sedang bermunajat dalam doa. Beberapa yang lalu saya menghubungi guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh karena ada beberapa kendala dengan dzikir malam tahun baru yang akan kita adakan, dan saya memohon doa kepada beliau maka beliau menjawab: “qabul wanafa’, qabul wa nafa’, qabul wa nafa’ (dikabulkan dan manafaat besar)”, dan saya juga sampaikan bahwa kita saat ini setiap malam membaca dzikir jalalah “Ya Allah” sebanyak 500 kali, lalu beliau bertanya kenapa, saya menjawab: “untuk dijauhkan dari bencana dan musibah dan juga untuk menyambut kedatangan antum wahai Habib”. Dengan dzikir jalalah semoga hati kita dan wilayah kita semakin makmur dan luhur, kita menyambut kedatangan guru mulia dengan dzikir “Ya Allah” dan kita selalu berdoa setiap malamnya untuk kesuksesan acara-acara kita dan wilayah kita terjauhkan dari bencana dan musibah, dan untuk kedamaian wilayah kita amin allahumma amin. Pengumuman selanjutnya malam Minggu yang akan datang tanggal 4 Desember 2010 adalah Haul ayahanda Al Habib Fuad bin Abdurrahman Al Musawwa, kita tetap adakan acara maulid seperti di jadwal dan setelah itu ziarah ke Luar Batang sekaligus haul ayahanda dan membacakan manaqib sekilas tentang ayahanda Almarhum almaghfurllah Al Habib Fuad bin Abdurrahman Al Musawwa, namun jamaah jangan langsung datang ke Luar Batang, hadir dahulu majelis maulid dan majelis dzikir, karena jika hadir ziarah tanpa hadir di majelis dzikir maka hal itu kurang sempurna. Maka kita hadir dulu di majelis dzikir kemudian kita konvoi untuk ziarah, dan jangan lupa pengendara motor untuk menggunakan helm, semakin hari kita harus semakin perbaiki diri dan perbaiki nama baik kita, karena semakin banyak yang tidak menggunakan helm maka akan semakin jelek nama majelis kita, dan ingat kita membawa nama baik manusia yang paling mulia rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan nama kita. Jika majelis ini bernama majelis Habib Munzir maka seluruh dunia yang menghina dan menjelek-jelekannya pun tidak masalah. Tetapi jika Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jangan sampai dijelek-jelekkan oleh siapa pun kita usahakan hal itu, fitnah tidak akan bisa kita hindari namun kita selalu berusaha agar fitnah itu tidak timbul. Sebenarnya malam Minggu yang akan datang kita ingin langsung ziarah ke makam ayahanda almarhum tetapi tempatnya jauh di puncak Cipanas 90 Km siap tidak jika kita kesana?, yang tadi mengatakan siap maka dia mendapatkan pahalanya meskipun tidak pergi kesana, namun sangat repot karena kita konvoi dan jalannya pelan, berbeda jika kita jalan sendiri mungkin 2 atau 3 jam akan sampai, tetapi kalau konvoi bisa-bisa sampai pagi kesana. Jadi malam Minggu yang akan datang Haul ayahanda saya, semoga Allah subhanahu wata’ala memuliakan almarhum di alam barzakh, amin. Masyaallah beliau yang mendidik saya dan anak-anaknya dengan begitu tegas, beliau mengajarkan anak-anaknya membaca Al qur’an, menjauhi pergaulan yang tidak baik, dan beliau sendiri adalah orang yang selalu asyik membaca Al Qur’an dan jika membaca Al Qur’an beliau selalu menangis, ketika saya masih kecil kira-kira berumur 5 tahun, beliau selalu menaruh tikar di kebun beliau dan beliau membaca Al qur’an dan saya tidak boleh kemana-kemana, boleh bermain namun ketika beliau membaca Al qur’an maka saya tidak boleh jauh dari beliau. Beliau paling memanjakan saya yang selalu sakit-sakitan dan yang paling memalukan beliau, karena semua kakak saya telah wisuda sarjana dan hanya saya sendiri yang putus sekolah, beliau sendiri yang berkata kepada saya: “engkau ini jika ingin dunia maka betul-betul seriuslah, dan jika ingin akhirah seriuslah, kalau ingin belajar di sekolah umum maka belajar yang serius, jika ingin sekolah agama belajar yang serius, kamu ini putus di sekolah umum dan tidak pula di sekolah agama, hanya diam di rumah saja”, namun Allah subhanahu wata’ala menjawab doa beliau dengan suksesnya Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak bisa bangga dengan saya di masa hidupnya namun insyaallah beliau akan bangga di alam barzakh, amin. Dan hari Minggu tanggal 5 Desember jam 13.00 Wib sampai jam 15.00 acara bersama TV One di masjid Universitas Negeri Jakarta, sampaikan kepada teman-teman kita yang tidak ada udzur untuk hadir dan yang berhalangan hadir saksikan di televisi. Selanjutnya kita berdzikir bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memuliakan seluruh niat kita, dan Allah memberi semua apa yang kita cita-citakan bahkan diberi lebih dari apa yang kita inginkan, dan Allah memberi apa yang kita minta lebih dari yang kita minta, hal itu tidaklah mustahil bagi Allah subhanahu wata’ala.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita terus berdoa, dan kita juga telah mendengar guru mulia akan terus mendoakan kita ketika disampaikan kepada beliau bahwa para jama’ah setiap malamnya berdzikir dengan membaca “Ya Allah” diantaranya untuk menyambut kedatangan beliau dan kesuksesan acara bersama beliau, maka beliau menjawab: “ra’aahumullah (semoga Allah menjaga mereka)”. Kita berharap beliau tidak hanya datang setahun sekali atau setahun dua kali, namun kita berharap beliau pindah ke Jakarta, amin allahumma amin. Sebagaimana rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, semoga Allah memberikan anugerah agar beliau pindah ke Jakarta. Kenapa saya berbicara seperti itu, itu adalah cita-cita dalam sanubari kan boleh-boleh saja, demikian yang saya sampaikan, insyaallah kita bertemu di majelis-majelis berikutnya. Selanjutnya kita dengarkan qasidah Ya Arhamarrahimin dari fadhilah as sayyid Al Habib Ibrahim Aidid, kemudian doa penutup oleh Al Habib Sofyan Basyaiban, tafaddhal masykuuraa.

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Saturday, 21 August 2010
kemuliaan Puasa Ramadhan,
16 Agustus 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ اللَّهُ :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمَ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
( صحيح البخاري )Sabda Rasulullah saw : Allah swt berfirman :
“semua ibadah keturunan Adam (As) untuknya, kecuali puasa, sungguh itu untuk Ku, dan Aku yg akan mengganjarnya (tanpa perhitungan malaikat), dan puasa adalah benteng dari neraka, dan jika dihari puasa kalian, maka janganlah berbicara yg buruk/asusila, jangan bertengkar dan membentak, jika ada yg mencacinya atau menantangnya, maka katakanlah aku sungguh orang yg berpuasa, dan Demi Yang Diriku dalam genggaman Nya (sumpah beliau saw), sungguh aroma tak sedap di mulut orang yg berpuasa, lebih wangi disisi Allah swt dari wanginya minyak wangi termahal, dan bagi yg berpuasa dua kegembiraan, kegembiraan saat berbuka, dan gembira saat berjumpa Pencipta Nya, ia gembira dg puasanya” (Shahih Bukhari)


ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ...
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Maha Penguasa Tunggal dan Abadi, Maha melimpahkan anugerah sepanjang waktu dan zaman, Maha memiliki matahari dan bulan, Maha memiliki daratan dan lautan, Maha menciptakan hewan dan tumbuhan, Maha memiliki kehidupan dunia dan akhirah, Maha Raja Tunggal dan Abadi sebelum alam semesta dicipta, hingga alam semesta dicipta dan hingga alam semesta berakhir, Sang Maha Ada tetap ada hingga segalanya tiada, mulai dari segalanya belum ada hingga segalanya ada, dan kemudian segalanya tiada, Yang Maha Ada akan tetap ada , sebagaimana firmanNya subhanahu wata'ala :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ( الرحمن : 26-27 )
" Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan ". ( QS.Ar Rahman : 26-27 )
Segala-galanya akan sirna dan fana, tinggallah Dzat Yang Maha Luhur dan Maha Mulia, Dialah Yang Maha Abadi dan Maha melimpahkan anugerah bagi hamba-hambaNya yang dikehendakinya untuk mencapai kebahagiaan yang kekal, sebagaimana firmanNya :
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ( البينة : 8 )
" Balasan mereka di sisi Tuhan mereka dalah surga dan yang mengalir di bawahnya sungai-sungai , merek kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya ". ( QS. Al Bayyinah : 8 )
Orang-orang yang beriman mereka akan abadi di dalam kebahagiaan, dan mereka tidak akan pernah berakhir kehidupannya dengan rahasia keabadian milik Allah dianugerahkan untuk mereka-mereka yang risau dan tidak ingin berada di dalam kemurkaan Allah, yang berusaha semampunya untuk selalu berada pada hal yang diridhai Allah, maka mereka berada dalam keluhuran yang abadi, kebahagiaan yang abadi, kesucian yang abadi, kenikmatan yang abadi, wahai Yang Maha Abadi pastikan semua yang hadir mencapai kebahagiaan yang abadi, amin .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam ini adalah malam ketujuh bulan Ramadhan, tujuh malam telah lewat dari usia kita di bulan Ramadhan ini dan belum tentu kita mencapai Ramadhan tahun yang akan datang, barangkali bulan Ramadhan yang akan datang kita sudah berada di alam kubur, barangkali di bulan Ramadhan yang akan datang kita tidak bisa lagi shalat tarawih bersama, tidak bisa lagi makan sahur atau buka puasa bersama, tetapi kita hanya menanti balasan dari apa-apa yang kita perbuat dari amal baik dan amal buruk kita, semoga Allah memanjangkan usia kita dalam keluhuran dan kebahagiaan, amin allahumma amin. Di bulan Ramadhan inilah terang benderangnya cahaya keluhuran dan cahaya kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha berkasih sayang dari semua yang berkasih sayang, karena Dialah pencipta kasih sayang, karena Dialah Yang mencipta semua kelembutan dan keindahan, tidak ada yang lebih menyayangi kita dari Allah, siapapun dia, entah ia pendosa atau ia orang yang shalih, baik ia orang yang baik atau orang yang jahat, dia orang yang beriman atau orang yang tidak beriman, rahasia kedermawanan Allah terus berlimpah tiada pernah berhenti, demikian setiap detiknya ditunggu sampai mereka mencapai sakaratul maut, ketika mereka mencapai sakaratul maut maka di saat itu berakhir kenikmatan mereka yang tidak beriman, dan kenikmatan itu kekal bagi yang beriman, semoga aku dan kalian wafat dalam husnul khatimah, amin. Dan di bulan Ramadhan Allah lebih berkasih sayang lagi, sebagaimana dijelaskan oleh hujjatul islam wabarakatul anam, Al Imam An Nawawy di dalam Syarah An Nawawiyah 'ala Shahih Muslim beliau mensyarahkan makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: " bahwa amal pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat dan lebih ", demikian riwayat di dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Namun di dalam Shahih Al Bukhari pahala hanya dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali saja, sepuluh kali lipat setiap amal pahala, jika seorang hamba berniat berbuat baik maka akan diberi satu pahala, dan jika ia lakukan kebaikan itu maka diberi 10 kali pahala hingga 700 kali lipat, dan jika seorang hamba berniat berbuat jahat maka tidak ditulis untuknya dosa, dan jika ia telah melakukan dosa maka hanya ditulis baginya satu dosa saja, demikian kelembutan Allah, setiap kebaikan dibalas 10 hingga 700 kali lipat. Berkata Al Imam An Nawawi bahwa balasan 700 kali lipat itu adalah pada waktu-waktu tertentu, diantaranya adalah bulan Ramadhan. Di bulan ini setiap satu sujud dibalas dengan 700 pahala sujud, setiap dzikir dan doa dibalas dikalikan 700 kali lipat, setiap ibadah pahalanya dilipatgandakan menjdai 700 kali lipat, ketika kita berdoa dan mengucapkan " Ya Allah " maka akan dikalikan 700 kali lipat, inilah bulan keluhuran, lebih lagi bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, sebagaimana ibadah-ibadah yang lainnya juga semakin luhur dan sangat agung di bulan Ramadhan ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:
الْعُمْرَةُ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً أَوْ حَجَّة مَعِي
" Umrah di bulan Ramadhan seperti Haji, atau haji bersamaku "
Melakukan Umrah di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan melakukan Haji di bulan Haji, atau seakan-akan pahalanya sama dengan melakukan ibadah Haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bukan berarti pahala Umrah yang sama dengan pahala Haji itu bisa mengqadha ibadah Haji nya, ibadah Haji tetap wajib sekali dalam seumur hidup, namun orang yang umrah di bulan Ramadhan itu pahalanya sama dengan melakukan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari. Berkata Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitab Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa hadits ini menunjukkan rahasia kemuliaan bulan Ramadhan yang segenap ibadah dilipatgandakan jauh lebih besar daripada ibadahnya sendiri, sehingga ibadah umrah pahalanya bisa seperti ibadah haji bahkan seperti melakukan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka betapa besarnya pahala umrah di bulan Ramadhan. Dan mungkin diantara kita yang tidak mampu melaksanakan umrah, dan kita telah mempunyai niat untuk melakukan umrah maka telah dituliskan satu pahala niat meskipun kita tidak berangkat umrah, hanya dengan berniat saja kita sudah mendapatkan satu pahala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits luhur yang telah kita baca tadi bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam hadits qudsi :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمَ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Semua amal anak keturunan Adam itu untuk dirinya, maksudnya ditulis oleh malaikat sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah kepada para malaikat, kecuali puasa, sungguh puasa itu untuk Allah dan Allah yang langsung membalasanya. Berkata Al Imam Hujjatul Islam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari tentang makna kalimat ini adalah bahwa semua ibadah
dilipatgandakan besar di bulan Ramadhan ( bahkan Al Imam An Nawawy mengatakan hingga 700 kali lipat dan lebih) kecuali puasa, pahala puasa tidak terhitung besarnya karena Allah berkata dalam hadits qudsi : " Aku yang akan membalasnya ", dan Allah subhanahu wata'ala melimpahkan demikian banyak keluhuran, itulah maksud dari hadits luhur ini.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dalam hadits luhur ini juga disebutkan bahwa jika diantara kalian berpuasa kemudian ada seseorang yang mencaci kalian, atau menantang kalian maka katakan padanya : " aku adalah orang yang berpuasa ". Maka janganlah mengatakan perkataan yang buruk, jangan mencaci, jangan pula menggunjing, jangan saling mengeraskan suara dan membentak satu sama lain karena hal itu mengurangi pahala puasa kita. Puasa itu adalah " Junnah ", yaitu benteng dari api neraka. Al Imam Ibn Hajar berkata di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa kalimat "junnah" memiliki banyak makna, namun para Muhadditsin (Ulama' Ahli Hadits) mengatakan bahwa makna "junnah"dalam hadits ini adalah penghalang dari api neraka. Maka seeorang yang wafat dalam keadaan berpusa maka ia dibentengi oleh Allah maksudnya dia selamat dari api neraka. Dan Allah bersumpah demi Dzat yang Muhammad berada dalam genggamanNya ,
maksudnya berada dalam kekuasan Allah, bahwa orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, kegembiraan yang pertama adalah di saat ia berbuka puasa, dan kegembiraan yang kedua di saat ia berjumpa dengan Allah, karena orang yang berjumpa dengan Allah subhanahu wata'ala tidak semuanya gembira, semua orang akan berjumpa dengan Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana firmanNya :
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ ، لِيَوْمٍ عَظِيمٍ ، يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ( المطففين : 4-6 )
"Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar , yaitu hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam". ( QS. Al Muthaffifin : 4-6 )
Manusia akan dibangkitkan di hari yang agung, di hari itu mereka berdiri di hadapan Rabbul 'alamin, di saat itu ada orang-orang yang sangat risau, ada yang wajahnya berubah menjadi hitam karena dosa-dosanya, ada yang wajahnya bercahaya, ada wajah yang sedih, takut dan risau, dan ada wajah-wajah yang gembira, siapakah yang gembira? Mereka adalah orang yang banyak berpuasa maka disaat mereka berjumpa dengan Allah mereka gembira.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam ini malam 17 Agustus, malam kemerdekaan Republik Indonesia yang patut kita syukuri, dan tentunya hal-hal yang baik adalah bertasyakur, berdoa, berdzikir, bersyukur atas nikmat kemerdekaan kita. Jadi, kalau ditanyakan mengapa hari 17 Agustus dilakukan perayaan?, sebenarnya yang patut bukan perayaan, upacara saja pasti ada doanya, yang seyogyanya adalah memperbanyak doa dan syukur, bukan memanjat pohon pinang, bukan pula balap karung, apa keuntungan dari melakukan hal-hal ini? semestinya tasyakuran, tetapi tentunya bukan berarti saya melarang dan menyalahkan, yang mau bergembira dengan melakukan hal-hal itu boleh-boleh saja tetapi lebih afdhal jika kita banyak bersyukur, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ( إبراهيم : 7 )
" Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih ". ( QS. Ibrahim : 7 )
Jika kita bersyukur atas nikmat Allah maka akan Allah tambah kenikmatan itu, jika kita tidak mau bersyukur maka balasannya Allah akan mencabut kenikmatan itu, maka kita banyak bersyukur, berdzikir dan berdoa untuk malam ini dan hari esok.
Hadirin hadirat, selanjutnya yang ingin saya umumkan bahwa besok 17 Agustus di Monumen Proklamasi siaran langsung di TV One bersama Majelis Rasulullah jam 16.00 sampai 17.30 Wib, maka yang punya waktu silahkan hadir, yang tidak bisa hadir silahkan nonton di Tv, yang tidak punya waktu hadir atau nonton maka doakan semoga cuaca baik dan acara sukses, semoga saya sehat wal afiah, karena saat ini kita sangat perlu memperluas dakwah di media, karena media itu langsung masuk ke rumah-rumah orang, kalau majelis ta'lim di tempat majelisnya, dan media seperti televisi hampir di semua rumah ada televisi, jadi kalau dakwah di media itu langsung masuk ke semua rumah dan jauh lebih luas dari dakwah yang lainnya, semoga media-media yang lainnya juga turut untuk membuat hubungan baik dan hubungan kerjasama dengan kita, sehingga semakin sukses dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam ini kita membacakan Al Fatihah untuk teman saya yang wafat tadi malam, subhanallah wafatnya malam Senin dan di bulan Ramadhan beliau adalah Al Habib Ali bin Alawy Al Habsyi, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan memuliakannya di alam barzakh bersama semua keluarga, teman dan para kerabat kita yang telah wafat. Beliau adalah teman lama yang dulu saya berdakwah bersama beliau dari tahun 1998 sampai tahun 2000, setelah itu karena masing-masing mempunyai kesibukan akhirnya jarang ketemu, semalam wafat di RS. Mitra Keluarga, semoga Allah melimpahkan keluhuran kepadanya dan kepada semua kerabat dan sahabat kita yang telah wafat…
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَاَكْرِمْ نُزُوْلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَاْلَبرْدِ وَإِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الفاتحة...
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Jadi di hari 17 Agustus perbanyak doa supaya kemerdekaan kita menjadi lebih agung dan lebih mulia, kita semakin diberi keberkahan oleh Allah subhanahu wata'ala. Dan tidak lupa acara agung kita pada malam 17 Ramadhan tepatnya 26 Agustus malam Jum'at yang akan datang di Monas, untuk berdzikir memperingati Haul Ahlu Badr radiyallahu 'anhum wa ardhahum, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa mereka adalah muslimin yang paling afdhal, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari jumlah mereka 313, ada riwayat yang mengatakan jumlah mereka 314 yang dimaksud adalah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Imam Ahlu Badr, ada juga riwayat yang mengatakan jumlah mereka 315 karena ada satu orang yang ikut di tengah-tengah perjalanan, ada riwayat yang mengatakan jumlahnya adalah 319, berkata Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa diantara mereka adalah orang-orang yang dilarang ikut dalam Badr Al Kubra tetapi tetap saja ikut, dan sebagian anak-anak kecil diantaranya Abdullah bin Umar ra. Kejadian Badr Al Kubra pada hari Jum'at 17 Ramadhan tepat seperti acara yang akan datang 17 Ramadhan adalah hari Jum'at seperti tahun ke-2 H yang lalu. Dan juga Fath Makkah kejadiannya pada tanggal 13 Ramadhan dan riwayat yang lain mengatakan 10 Ramadhan hari Jum'at, dan malam Fath Makkah 13 Ramadhan yang akan datang bertepatan juga dengan majelis kita malam Selasa yang akan datang, semoga dzikir dan doa kita malam Selasa yang akan datang membawa keberkahan dan kemuliaan Fath Makkah dan Badr Al Kubra. Selanjutnya kita tutup dengan doa bertawassul kepada Ahlu Badr, dan sebelum kita bertawassul kepada Ahlu Badr kita berdoa dan berdzikir untuk seluruh bangsa Indonesia, untuk Presiden RI , para menteri, para pejabat dan seluruh rakyat Indonesia semoga dilimpahi keberkahan , keluhuran dan kemuliaan di dunia dan akhirah oleh Allah subhanahu wata'ala …
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Tidak lupa kita doakan para habaib kita, para ulama' kita dan juga pimpinan Masjid Raya Al Munawwar dan para pengurusnya semoga selalu dilimpahi keberkahan oleh Allah, dan para aparat keamanan dari Polsek, Polres dan Polda Metrojaya yang membantu kelancaran acara ini semoga selalu dalam rahmat dan keberkahan Allah subhanahu wata'ala. Hadirin kita bertawassul kepada Ahlu Badr untuk keselamatan kita dan diakhiri doa penutup oleh pimpinan Masjid Raya Al Munawwar ayahanda kita KH. Muhammad Hasan mata'anallahu bih, tafaddhal masykuraa..
Terakhir Diperbaharui ( Saturday, 21 August 2010 )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.